Friday 29 July 2016

AGENDA ACARA AGUSTUSAN 2016

Berikut Berbagai Acara Dalam Rangka Peringatan Ulang Tahun Ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia Di Kabupaten Pacitan Tahun 2016. Jadwal masih dimungkinkan ada perubahan.




Thursday 24 March 2016

Gunung Limo, Rimba Tropis Di Bumi Pacitan

Pacitan memang bukanlah target pendakian gunung nasional karena memang tidak ada gunung yang berketinggian di atas 2000 meter dari permukaan laut yang biasa menjadi target bagi pendaki gunung. Tetapi ada beberapa gunung yang layak dijadikan alternatif berwisata di Pacitan diantaranya adalah Gunung Lanang, Gunung Sepang dan tentunya gunung yang menjadi salah satu legenda Pacitan yaitu Gunung Limo.

Gunung Limo (paling kanan) dilihat dari kejauhan
Mendaki Gunung Limo yang berketinggian sekitar 750 m.dpl ini serasa berada di hutan rimba belantara yang terpisah dari peradaban. Sebenarnya lokasi Gunung Limo tidaklah jauh dari peradaban karena dikelilingi perkampungan penduduk di sekitarnya. Tetapi begitu mendaki dan masuk hutannya, serasa benar-benar menembus hutan rimba di pedalaman.

Hutan kawasan Gunung Limo mirip rimba belantara
Kondisi hutannya yang masih lebat terjaga, membuat suasana di dalam hutan terasa lembab bahkan di musim kemarau sekalipun. Cahaya matahari yang masuk terhalang kanopi hutan sehingga cahaya di dalam hutan remang-remang, apalagi Gunung Limo sering tertutup kabut sehingga siang haripun kadang terasa gelap. 

Pendakian Gunung Limo paling sering dilakukan dari sisi selatan dari Desa Mantren. Aksesnya dari Kota Pacitan ke arah Lorok melalui JLS. Tepat sebelum flyover Gayam ada pertigaan, ambil jalan kiri yang menanjak menuju Pasar Gayam, kemudian belok kiri menuju Desa Mantren. Setelah melewati Balai Desa Mantren ada pertigaan, ambil jalan yang kiri. Dari pertigaan ini jalan menanjak sampai bertemu pertigaan lagi. Kali ini ambil kanan, jalan yang menanjak. Ikuti terus jalan aspal yang mulai rusak akan sampai di pelataran Gunung Limo. Kendaraan hanya bisa sampai area ini, ada area parkir yang lumayan luas.

Area Pelataran Gunung Limo
Dari pelataran ini pendakian diawali melewati jalan tangga, kemudian masuk ke jalan setapak melintas perkebunan warga. Hanya naik sedikit dari perkebunan ini pendakian selanjutnya masuk hutan Gunung Limo. Banyak terdapat tanaman sulur yang terkadang melintang di jalur pendakiaan. Walau terkadang mengganggu tananaman sulur ini lebih banyak membantu karena bisa digunakan sebagai pegangan saat menapaki jalur menanjak yang kadang licin.

Tanaman sulur yang kadang merintangi jalan.
Dari awal mendaki, trek Gunung Limo menanjak terus dan minim bonus jalan yang datar. Beruntungnya jalur pendakian Gunung Limo sudah dipasangi tali-tali pengaman sehingga sangat membantu sekali. Kira-Kira pertengahan perjalanan, kita akan dihadapkan pada tebing terjal. Tetapi sekali lagi jalur Gunung Limo seakan sudah diseting untuk memudahkan pendaki, karena untuk melewati tebing ini sudah dipasang tangga yang terbuat dari besi.

Tangga besi, salah satu akses menuju puncak Gunung limo
Di puncak tangga, kita dihadapkan pada dua pilihan jalur. Yang pertama tetap lurus, tetapi jalurnya sangat terjal. Jalur yang kedua belok kiri melewati gerbang yang disebut "Sela Matangkep". Gerbang Sela Matangkep merupakan batu yang pecah sehingga membuat celah sempit sepanjang sekitar 10 meter. Awal masuk ke celah ini terlihat sangat sempit sehingga hanya muat untuk satu tubuh orang saja, itupun masuk dengan posisi miring. Konon menurut kepercayaan setempat, untuk bisa masuk ke gerbang Sela Matangkep ini harus punya keyakinan yang kuat untuk memasukinya. Kalau punya keyakinan yang kuat dan niat yang bersih, kita bisa memasukinya walaupun tubuh kita gemuk sekalipun. Tetapi jika tidak punya keyakinan atau punya pikiran kotor, walaupun tubuh kita kecil tetap tidak bisa masuk. Tapi itu adalah kepercayaan masyarakat setempat, kita kembalikan kepada keyakinan kita masing-masing saja. 

Secara teori, asal masuknya miring dan sedikit berusaha menggesekkan badan ke dinding batu kemungkinan tetap bisa masuk, asal tubuhnya tidak jumbo-jumbo amat. Apalagi zona sempitnya hanya di pintu masuknya saja, begitu masuk lorongnya melebar sehingga bisa dilalui dengan mudah tanpa harus miring lagi.

Gerbang Sela Matangkep. Untuk masuk harus miring dan sedikit memaksakan tubuh melewati celah batu.
Setelah keluar dari gerbang Sela Matangkep, jalan kembali menanjak sampai di atas punggungan batu. Dari sini jika kita ke kiri menyisir jalur di punggungan batu maka akan menuju ke "Watu Ungak" yang berupa batu di atas tebing setinggi 150 an meter. Dinamakan Watu Ungak (ungak = melihat/memantau), karena dari atas batu ini kita bisa melihat/memantau pemandangan mulai dari Pantai Dangkat sampai kawasan Kota Pacitan. Hanya saja butuh nyali berlebih untuk berada di batu diatas tebing setingi ini. Disarankan menggunakan tali pengaman jika ke lokasi ini.

Watu Ungak, berupa batu di atas tebing berketinggian lebih dari 150 meter.
Dari atas punggungan batu setelah gerbang Sela Matangkep tadi jika naik sedikit ada pertigaan jalur. Yang mendatar lurus menuju area "Pertapan" yaitu semacam ceruk batu yang dulunya konon digunakan bertapa. Sekarang pertapan Gunung Limo pun masih digunakan untuk kegiatan-kegiatan ritual kepercayaan, terbukti masih ada bekas-bekas dupa yang dibakar. Di pertapan ini kita bisa terlindung dari panas dan hujan karena ceruk baru yang menaunginya lumayan lebar. Bagi pendaki yang bermalam di Gunung Limo sering menggunakan pertapan ini untuk bermalam karena disini juga sudah ada tikarnya. 

Pertapaan Gunung Limo
Untuk menuju ke puncak Gunung Limo, dari pertigaan jalur tadi kita harus ambil yang kanan. jalur menanjak terus dan sekitar 10 menit pendakiaan kita bisa sampai di puncak tertinggi Gunung Limo. Puncak Gunung Limo hanya berupa dataran sempit yang dikelilingi semak-semak. View terbaik di ujung utara laut di dekat tebing batu. Dari sini jika cuaca cerah kita bisa melihat view kawasan timur seperti Pantai Dangkal dan sekitarnya.

Puncak tertinggi Gunung Limo
Mendaki Gunung Limo merupakan pendakian singkat tetapi menantang. Dari pelataran sampai puncak rata-rata bisa ditempuh hanya dalam waktu sekitar setengah jam. Tetapi medannya yang mirip hutan rimba menyajikan tantangan yang mengasyikkan untuk dilalui. Jika ingin merasakan sensasi mendaki gunung tetapi dengan waktu yang tidak begitu lama, Gunung Limo bisa dijadikan salah satu alternatifnya.

Video pendakian ke Gunung Limo bisa dilihat di youtube
https://www.youtube.com/watch?v=CFNRp36EFsg

Ayo Piknik Di Pacitan Saja
Jangan lupa bawa kembali sampah anda.
(@rif)


Thursday 4 February 2016

Agenda Hari Jadi Ke-271 Kabupaten Pacitan

Hari Jadi ke-271 Kabupaten Pacitan jatuh tanggal 19 Februari 2016. Beberapa kegiatan akan diselenggarakan untuk memperingati dan memeriahkannya. Dari jadwal yang disusun panitia, kegiatan peringatan Hari Jadi Pacitan (Hajatan) tahun ini kurang lebih sama dengan tahun sebelumnya.

Ada satu acara baru yang bisa dicatat untuk disaksikan yaitu PENTAS 1001 SERULING yang rencananya akan digelar 18 Februari 2016 mulai pukul 14.00 di Pantai Klayar.

Berikut jadwal lengkap Agenda Hajatan 271:

Monday 31 August 2015

Blumbang Sejati Ploso Juara Umum Lomba Gerak Jalan Palagan Tumpak Rinjing

Lomba Gerak Jalan Palagan Tumpak Rinjing Tahun 2015 yang diselenggarakan tanggal 29 Agustus kemarin diikuti 188 regu dalam 4 kategori yaitu umum putra, umum putri, pelajar putra dan pelajar putri.


Berikut pengumuman hasil perlombaan berdasarkan Surat Keputusan DHC BPK 45 Kabupaten Pacitan Nomor: 41/DHC-BPK'45/VIII/2015 Tanggal 31 Agustus 2015:

UMUM PUTRA:
JUARA I : BLUMBANG SEJATI - PLOSO
JUARA II : GAFANDRA TOUR - BANGUNSARI
JUARA III : AMANAH TRAVEL - BANGUNSARI
JUARA IV : TUNAS TIDAR - ARJOWINANGUN
UMUM PUTRI :
JUARA I : GEMINJAL - BANGUNSARI
JUARA II : SAWUNGGALING - MENADI
JUARA III : SAKA BHAYANGKARA KEBONAGUNG
PELAJAR PUTRA:
JUARA I : SMA N 1 PACITAN
JUARA II : SMK N 1 NGADIROJO
JUARA III : SMA N 1 PACITAN
PELAJAR PUTRI :
JUARA I : SMA N 2 PACITAN
JUARA II : SMK N 2 PACITAN
JUARA III : PONDOK WATES
JUARA UMUM : "BLUMBANG SEJATI - PLOSO"






Wednesday 26 August 2015

Pengumuman Hasil Festival Ronthek Pacitan 2015

 

Festival Ronthek Pacitan 2015 yang diselenggarakan mulai tanggal 21 - 23 Agustus 2015 memilih 5 Penyaji Terbaik, 3 Penata Musik Terbaik dan 1 Pelestari Budaya.

Berikut hasil penilaian dewan juri Festival Ronthek Pacitan 2015 yang diumumkan secara resmi melalui Radio Suara Pacitan (RSP).

5 Penyaji Terbaik:
- Desa Arjowinangun
- Kelurahan Pucangsewu
- Desa Menadi
- Kecamatan Pringkuku
- Kecamatan Ngadirojo

3 Penata Musik Terbaik:
- Desa Tanjungsari
- Kecamatan Arjosari
- Kelurahan Pacitan

Pelestari Budaya : Kecamatan Tegalombo

*) Keterangan: untuk penyaji terbaik dan penata musik terbaik, urutan penulisan bukan merupakan ranking.


Tuesday 25 August 2015

Kecamatan Punung Juara 1 Lomba Panjat Pinang 2015

Lomba Panjat Pinang yang diselenggarakan hari ini (25/08/2015) telah mendapatkan juaranya. Regu dari Kecamatan Punung berhasil menjadi yang pertama kali mengibarkan sang Merah Putih di atas pinang sehingga berhak mendapatkan Juara 1. Untuk ini regu panjat pinang Kecamatan Punung berhasil membawa hadiah uang tunai sebesar Rp. 17.300.000,- tentunya selain hadiah yang digantung di atas pinang. Hadiah uang tersebut sudah termasuk sumbangan dari SBY sebesar 10 Juta.

Regu Panjat Pinang Kecamatan Punung berhasil menjadi yang pertama sampai puncak. (Foto: fb/Widy Sumardji)
Sedangkan juara 2 diraih oleh tim dari Kecamatan Kebonagung dengan hadiah uang tunai sebesar Rp. 11.750.000,- yang juga sudah termasuk sumbangan dari SBY sebesar 7,5 Juta. Untuk Juara 3 diraih oleh tim dari Kecamatan Nawangan dengan hadiah uang tunai Rp. 8.250.000,- termasuk sumbangan dari SBY sebesar 5 Juta.

Lomba Panjat Pinang tingkat kabupaten ini merupakan agenda rutin setiap tahun memperingati Hari Kemerdekaan RI. Diikuti oleh 12 tim yang merupakan perwakilan dari 12 Kecamatan se Kabupaten Pacitan.
(@rif)

Friday 21 August 2015

Sejarah Festival Ronthek Pacitan



Festival Ronthek Pacitan (FRP) awalnya dinamakan Lomba Ronthek Gugah Sahur. Mulai diadakan di era Bupati Pacitan, Indartato menjabat. Pertama kali digelar Tahun 2011 tepatnya 18-19 Agustus 2011. Edisi pertama ini dimenangkan oleh Ronthek dari Desa Sedayu Kec. Arjosari. Dokumentasi kegiatan bisa cek foto-fotonya di https://www.facebook.com/docinfopacitan/media_set?set=a.238857062818819.54228.100000835813337&type=3

Gelaran kedua Lomba Ronthek kembali diadakan di Bulan Agustus 2012. Kali ini ganti Desa Bangunsari Kec. Pacitan yang keluar sebagai pemenangnya. Foto-foto dokumentasi : https://www.facebook.com/docinfopacitan/media_set?set=a.423299137707943.87709.100000835813337&type=3

Selanjutnya di Tahun 2013 kembali diadakan Lomba Ronthek, kali ini penyelenggaraannya di bulan September 2013, dengan Desa Tanjungsari sebagai pemenangnya. Foto-foto dokumentasi : https://www.facebook.com/docinfopacitan/media_set?set=a.575141825857006.1073741871.100000835813337&type=3

Tahun 2014 lomba ronthek diselenggarakan pada bulan Juli. Ada beberapa perubahan ke arah Festival, sehingga juaranya diambil dari beberapa kategori yaitu penyaji terbaik, penata musik terbaik dan pelestari budaya.
Hasil Festival Ronthek Tahun 2014:
5 penyaji terbaik yaitu: Desa Tanjungsari, Kec. Arjosari, Kelurahan Pucangsewu, Desa bangunsari dan Kelurahan Pacitan. Sedangkan 3 penata musik terbaik diraih oleh Kelurahan Baleharjo, Kecamatan Arjosari dan Kecamatan kebonagung. Untuk kategori pelestari budaya diraih oleh Desa Mentoro.
Foto-foto bisa dicek disini:
https://www.facebook.com/docinfopacitan/media_set?set=a.716540635050457.1073741931.100000835813337&type=3

https://www.facebook.com/docinfopacitan/media_set?set=a.716917691679418.1073741932.100000835813337&type=3

https://www.facebook.com/docinfopacitan/media_set?set=a.717334491637738.1073741933.100000835813337&type=3