Thursday, 24 March 2016

Gunung Limo, Rimba Tropis Di Bumi Pacitan

Pacitan memang bukanlah target pendakian gunung nasional karena memang tidak ada gunung yang berketinggian di atas 2000 meter dari permukaan laut yang biasa menjadi target bagi pendaki gunung. Tetapi ada beberapa gunung yang layak dijadikan alternatif berwisata di Pacitan diantaranya adalah Gunung Lanang, Gunung Sepang dan tentunya gunung yang menjadi salah satu legenda Pacitan yaitu Gunung Limo.

Gunung Limo (paling kanan) dilihat dari kejauhan
Mendaki Gunung Limo yang berketinggian sekitar 750 m.dpl ini serasa berada di hutan rimba belantara yang terpisah dari peradaban. Sebenarnya lokasi Gunung Limo tidaklah jauh dari peradaban karena dikelilingi perkampungan penduduk di sekitarnya. Tetapi begitu mendaki dan masuk hutannya, serasa benar-benar menembus hutan rimba di pedalaman.

Hutan kawasan Gunung Limo mirip rimba belantara
Kondisi hutannya yang masih lebat terjaga, membuat suasana di dalam hutan terasa lembab bahkan di musim kemarau sekalipun. Cahaya matahari yang masuk terhalang kanopi hutan sehingga cahaya di dalam hutan remang-remang, apalagi Gunung Limo sering tertutup kabut sehingga siang haripun kadang terasa gelap. 

Pendakian Gunung Limo paling sering dilakukan dari sisi selatan dari Desa Mantren. Aksesnya dari Kota Pacitan ke arah Lorok melalui JLS. Tepat sebelum flyover Gayam ada pertigaan, ambil jalan kiri yang menanjak menuju Pasar Gayam, kemudian belok kiri menuju Desa Mantren. Setelah melewati Balai Desa Mantren ada pertigaan, ambil jalan yang kiri. Dari pertigaan ini jalan menanjak sampai bertemu pertigaan lagi. Kali ini ambil kanan, jalan yang menanjak. Ikuti terus jalan aspal yang mulai rusak akan sampai di pelataran Gunung Limo. Kendaraan hanya bisa sampai area ini, ada area parkir yang lumayan luas.

Area Pelataran Gunung Limo
Dari pelataran ini pendakian diawali melewati jalan tangga, kemudian masuk ke jalan setapak melintas perkebunan warga. Hanya naik sedikit dari perkebunan ini pendakian selanjutnya masuk hutan Gunung Limo. Banyak terdapat tanaman sulur yang terkadang melintang di jalur pendakiaan. Walau terkadang mengganggu tananaman sulur ini lebih banyak membantu karena bisa digunakan sebagai pegangan saat menapaki jalur menanjak yang kadang licin.

Tanaman sulur yang kadang merintangi jalan.
Dari awal mendaki, trek Gunung Limo menanjak terus dan minim bonus jalan yang datar. Beruntungnya jalur pendakian Gunung Limo sudah dipasangi tali-tali pengaman sehingga sangat membantu sekali. Kira-Kira pertengahan perjalanan, kita akan dihadapkan pada tebing terjal. Tetapi sekali lagi jalur Gunung Limo seakan sudah diseting untuk memudahkan pendaki, karena untuk melewati tebing ini sudah dipasang tangga yang terbuat dari besi.

Tangga besi, salah satu akses menuju puncak Gunung limo
Di puncak tangga, kita dihadapkan pada dua pilihan jalur. Yang pertama tetap lurus, tetapi jalurnya sangat terjal. Jalur yang kedua belok kiri melewati gerbang yang disebut "Sela Matangkep". Gerbang Sela Matangkep merupakan batu yang pecah sehingga membuat celah sempit sepanjang sekitar 10 meter. Awal masuk ke celah ini terlihat sangat sempit sehingga hanya muat untuk satu tubuh orang saja, itupun masuk dengan posisi miring. Konon menurut kepercayaan setempat, untuk bisa masuk ke gerbang Sela Matangkep ini harus punya keyakinan yang kuat untuk memasukinya. Kalau punya keyakinan yang kuat dan niat yang bersih, kita bisa memasukinya walaupun tubuh kita gemuk sekalipun. Tetapi jika tidak punya keyakinan atau punya pikiran kotor, walaupun tubuh kita kecil tetap tidak bisa masuk. Tapi itu adalah kepercayaan masyarakat setempat, kita kembalikan kepada keyakinan kita masing-masing saja. 

Secara teori, asal masuknya miring dan sedikit berusaha menggesekkan badan ke dinding batu kemungkinan tetap bisa masuk, asal tubuhnya tidak jumbo-jumbo amat. Apalagi zona sempitnya hanya di pintu masuknya saja, begitu masuk lorongnya melebar sehingga bisa dilalui dengan mudah tanpa harus miring lagi.

Gerbang Sela Matangkep. Untuk masuk harus miring dan sedikit memaksakan tubuh melewati celah batu.
Setelah keluar dari gerbang Sela Matangkep, jalan kembali menanjak sampai di atas punggungan batu. Dari sini jika kita ke kiri menyisir jalur di punggungan batu maka akan menuju ke "Watu Ungak" yang berupa batu di atas tebing setinggi 150 an meter. Dinamakan Watu Ungak (ungak = melihat/memantau), karena dari atas batu ini kita bisa melihat/memantau pemandangan mulai dari Pantai Dangkat sampai kawasan Kota Pacitan. Hanya saja butuh nyali berlebih untuk berada di batu diatas tebing setingi ini. Disarankan menggunakan tali pengaman jika ke lokasi ini.

Watu Ungak, berupa batu di atas tebing berketinggian lebih dari 150 meter.
Dari atas punggungan batu setelah gerbang Sela Matangkep tadi jika naik sedikit ada pertigaan jalur. Yang mendatar lurus menuju area "Pertapan" yaitu semacam ceruk batu yang dulunya konon digunakan bertapa. Sekarang pertapan Gunung Limo pun masih digunakan untuk kegiatan-kegiatan ritual kepercayaan, terbukti masih ada bekas-bekas dupa yang dibakar. Di pertapan ini kita bisa terlindung dari panas dan hujan karena ceruk baru yang menaunginya lumayan lebar. Bagi pendaki yang bermalam di Gunung Limo sering menggunakan pertapan ini untuk bermalam karena disini juga sudah ada tikarnya. 

Pertapaan Gunung Limo
Untuk menuju ke puncak Gunung Limo, dari pertigaan jalur tadi kita harus ambil yang kanan. jalur menanjak terus dan sekitar 10 menit pendakiaan kita bisa sampai di puncak tertinggi Gunung Limo. Puncak Gunung Limo hanya berupa dataran sempit yang dikelilingi semak-semak. View terbaik di ujung utara laut di dekat tebing batu. Dari sini jika cuaca cerah kita bisa melihat view kawasan timur seperti Pantai Dangkal dan sekitarnya.

Puncak tertinggi Gunung Limo
Mendaki Gunung Limo merupakan pendakian singkat tetapi menantang. Dari pelataran sampai puncak rata-rata bisa ditempuh hanya dalam waktu sekitar setengah jam. Tetapi medannya yang mirip hutan rimba menyajikan tantangan yang mengasyikkan untuk dilalui. Jika ingin merasakan sensasi mendaki gunung tetapi dengan waktu yang tidak begitu lama, Gunung Limo bisa dijadikan salah satu alternatifnya.

Video pendakian ke Gunung Limo bisa dilihat di youtube
https://www.youtube.com/watch?v=CFNRp36EFsg

Ayo Piknik Di Pacitan Saja
Jangan lupa bawa kembali sampah anda.
(@rif)


2 comments:

  1. Mudah2an kita semua terutama warga daerah Pacitan ikut menjaga kelestarian alam kita yang indah ini. Janganlah keindahan alam ini jatuh ketangan 'Developer' yang pikiranya hanya ke *U*A*N*G* doang, beli tanah seluas2nya dijadikan 'kavling' ambil semua keuntunganya lalu pergi ke tempat lain dg sifat sama cari UNTUNG sebesar2nya lalu pergi tanpa memikir keakibatan kelakuannya.
    JAGALAH keindahan ini sebelum MUSNAH.

    ReplyDelete