Alunan gamelan itu terdengan dari
dalam Gua Tabuhan. Suara kendang
berpadu dengan kenong dan gong terdengar merdu mengiringi nyanyian pesinden
membawakan lagu-lagu Jawa. Alunan inilah membuat pengunjung tertarik masuk gua
untuk melihat dan mendengar secara lebih dekat. Dan yang membuat
terheran-heran, ternyata di dalam gua tidak dijumpai seperangkat gamelan Jawa.
Terus suara gamelan tadi berasal dari mana?
Pagelaran musik menggunakan ornamen gua di Gua Tabuhan |
Inilah yang membuat Gua Tabuhan di
Pacitan menjadi salah satu gua terunik di dunia.
Keunikannya terletak pada ornamennya yang ketika dipukul, bisa mengeluarkan
bunyi-bunyian yang selaras dengan alat musik Jawa (gamelan). Hanya dengan
tambahan kendang, maka ornamen Gua
Tabuhan bisa disulap menjadi pagelaran musik tradisional. Apalagi jika ditambah lantunan nyanyian pesinden, menjadikan
harmonisasi yang sangat mempesona.
Pagelaran musik dengan ornamen gua ini
biasanya dilakukan saat hari-hari libur. Pengunjung bisa menikmati langsung
dari dekat dan cukup memberikan uang suka rela. Di hari-hari biasa, pengunjung
tetap bisa menikmati pagelaran musik ini, tetapi dengan menyewa pemainnya
dengan biaya yang bisa dinegoisasikan.
Gua Tabuhan pada dasarnya terdiri dari dua ruang. Begitu masuk dari mulut Gua Tabuhan yang lebar, kita akan
langsung bertemu ruang pertama. Ruangan ini luas membentuk semacam hall dengan kubah yang dihiasi stalagtit. Sedangkan
dasar lantainya juga dihiasi dengan stalagmit, yang beberapa diantaranya telah
menyatu dengan stalagtit membentuk pilar. Di ruang inilah yang digunakan untuk
pagelaran musik dengan ornamen gua.
Pintu masuk Gua Tabuhan berhias stalagtit dan stalagmit |
Ruang kedua terletak lebih ke dalam
lagi, untuk kesana harus melewati lorong sempit sepanjang sekitar 10 meter.
Ruang kedua ini jauh lebih sempit dibanding ruang pertama. Konon ruangan ini
dulunya pernah digunakan Pangeran Diponegoro untuk bertapa.Menurut cerita penduduk setempat, Gua Tabuhan ditemukan oleh Kyai Santiko
yang sedang mencari sapinya yang hilang. Setelah mencari kesana-kemari akhirnya sapinya
ditemukan di dalam gua ini.
Stalagmit yang tumbuh dari dasar gua, walau lambat tetapi masih terus tumbuh |
Gua Tabuhan sudah dikelola Pemkab Pacitan sebagai salah satu obyek wisata dan
sudah dipasangi lampu penerangan di beberapa sudut. Kalau sekedar sampai ruang
pertama pengunjung tidak begitu memerlukan alat penerangan tambahan, tetapi
jika mau menuju ruang kedua lebih baik membawa senter yang bisa disewa di
lokasi.
Lorong penghubung ruang pertama dengan ruang kedua Gua Tabuhan |
Lokasi Gua Tabuhan masuk wilayah Dusun Tabuhan,
Desa Wereng, Kecamatan Punung, sekitar 35
Km dari pusat kota Pacitan. Gua ini
termasuk salah satu situs peninggalan prasejarah dan disinyalir pernah didiami
manusia purba. Hasil penelitian membuktikan bahwa gua ini telah dihuni manusia
purba sejak sekitar 50 ribu tahun yang lalu. Diketemukan juga jejak bengkel
alat batu, fosil moluska, dan fosil gigi manusia yang masih menempel di dinding
gua. Di pojok ruang pertama terdapat bekas penggalian arkeologi yang dipagari.
Gua Tabuhan juga termasuk sebagai salah geosite
dari geopark Gunung Sewu area
Pacitan.
Untuk menuju gua ini akses termudah dari jalur Pacitan-Yogyakarta. Nanti ada papan
penunjuk arah menuju Gua Tabuhan. Jalan menuju Gua Tabuhan
sudah beraspal dan kondisinya baik. Bus besar pun bisa sampai lokasi. Tarif masuk Gua Tabuhan hanya sekitar 3.000 rupiah, selengkapnya bisa dilihat di TarifRetribusi Masuk Tempat Wisata di Pacitan. Fasilitas yang disediakan berupa
tempat parkir yang luas, toilet, area pedagang baik makanan, minuman maupun
souvenir khas Pacitan. Area wisata Gua
tabuhan juga merupakan salah satu pusat kerajinan batu mulia (batu akik)
Pacitan yang saat ini sedang booming.
Jalan menuju pintu masuk Gua Tabuhan |
Take
nothing but pictures,
Leave
nothing but footprints,
Kill
nothing but time.
Mari berwisata ke Pacitan saja. (@rif/info@pacitan)
No comments:
Post a Comment